Powered By Blogger

Kamis, 03 Desember 2009

Debat...mau tau tekniknya???

TEKNIK DEBAT

A. Pendahuluan

Bagi mahasiswa, diskusi adalah kegiatan yang sangat penting, bahkan ia merupakan denyut nadi dan ruh dari kerja-kerja akademik yang dilakukannya. Tanpa diskusi, dunia akademik mahasiswa akan lumpuh. Debat adalah suatu jenis penting dalam diskusi. Ia melibatkan suatu pertukaran pikiran dan adu argumentasi dari pendapat yang saling bertentangan. Pihak-pihak yang berbeda pendapat dalam suatu sesi debat berusaha secara maksimal untuk mempertahankan pandangannya sendiri dan melemahkan pendapat lawan. Debat dapat menjadi wahana yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menalar secara logis, argumentatif, kritis, dan analitis. Melalui debat dapat dipertimbangkan, dinilai, dan ditentukan pikiran, teori, ataupun pemecahan masalah mana yang paling dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, bagi mahasiswa, debat adalah bagian dari kerja-kerja intelektual yang sangat encouraging.

Tulisan ini akan menguraikan mengenai teknik-teknik atau tepatnya tatacara mengadakan debat. Penulis berharap tulisan ringkas ini dapat memberikan panduan awal untuk melakukan debat secara baik dan benar di lingkungan mahasiswa ISID Gontor, yang belakangan ini telah mulai membangun tradisi debat.

B. Definisi Debat

Debat adalah pertukaran pikiran dan adu argumentasi yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak yang mempunyai pendapat saling bertentangan. Setiap peserta dalam debat telah mempersiapkan argumentasi untuk mempertahankan pandangannya sendiri dan melemahkan pendapat lawan.

Debat merupakan bagian dari diskusi karena di dalamnya terdapat suatu metode untuk mendiskusikan masalah yang kontroversial dengan menghadirkan kelompok-kelompok yang berbeda pendapat di hadapan para pendengar.

Debat juga bisa menjadi tahapan akhir dari suatu diskusi. Pada tahap ini pokok-pokok pikiran, pandangan, teori, ataupun pemecahan masalah sudah mengerucut yang akhirnya harus ditentukan melalui proses penilaian, pertimbangan, dan pembahasan mengenai pikiran, pandangan, teori, ataupun pemecahan masalah. Dalam situasi ini masing-masing akan mempertahankan pendirianannya dan menyerang pendirian lawan.[1] Ini adalah suatu ciri paling prinsip dari debat.

C. Perbedaan Debat dengan Jenis Diskusi Lainnya

Dibandingkan dengan jenis-jenis diskusi lainnya[2], debat memiliki ciri tersendiri yang khas, antara lain:

1. Peserta datang ke arena debat bukan untuk mencapai suatu kesimpulan atau solusi tebaik dengan mengetahui dan memikirkan pendapat masing-masing.

2. Peserta telah memiliki pendiriannya sendiri dan mempersiapkan diri dengan argumen-argumen untuk mempertahankan pendapatnya.

3. Peserta telah menyiapkan diri dengan argumentasi untuk menyerang dan melemahkan pendapat lawan.

4. Peserta tidak membiarkan dirinya meninggalkan pendapatnya sendiri karena terbawa oleh pendapat lawan.

D. Tata Cara Debat

Secara garis besar, tata cara debat dapat adalah sebagai berikut:

1. Penentuan topik debat;

a. Masalah yang diajukan dalam bentuk pertanyaan

b. Rumusan masalah harus jelas dan ringkas (rumusan pertanyaan ini yang akan dipertahankan oleh pihak "pro".

c. Masalah dalam debat harus dirumuskan secara cermat sehingga tidak dapat ditafsirkan secara berbeda-beda oleh peserta.

d. Kedua belah pihak peserta debat harus mempunyai persepsi yang sama mengenai kata-kata atau istilah-istilah yang dipergunakan dalam topik debat.

2. Persiapan Peserta Debat

a. Peserta telah mengetahui topik debat sebelum acara dimulai.

b. Peserta telah mengetahui apakah akan menjadi pihak yang pro atau pihak yang kontra terhadap topik debat.

c. Peserta telah mempersiapkan diri dengan argumentasi untuk menguatkan pendiriannya sendiri dan melemahkan pendirian lawan.

d. Peserta telah membagi tugas untuk menyampaikan pandangannya pada setiap babak perdebatan yang disediakan.

3. Personil Dalam Debat

a. Moderator/Pemandu : berperan memandu acara debat.

1) Membuka acara debat

2) Memperkenalkan topik debat (proposisi/resolusi).

3) Memperkenalkan peserta debat.

4) Menyampaikan tata cara debat.

5) Mengatur waktu dan babak perdebatan

6) Mempersilakan peserta untuk menyampaikan pandangan dan memintanya berhenti jika telah habis waktu yang disediakan

7) Menutup acara debat.

b. Timer: petugas yang mengontrol pembagian waktu saat sesi debat berlangsung.

c. Juri: pihak yang memberikan penilaian terhadap penampilan peserta debat. Unsur-unsur yang dinilai meliputi:

1) disiplin waktu

2) penguasaan masalah

3) retorika

4) argumentasi

5) daya nalar

d. Peserta: pihak-pihak yang telah ditetapkan untuk ambil bagian dalam sesi debat, baik menjadi pihak yang pro maupun kontra terhadap topik debat.

e. Sidang Pendengan/Pemirsa: pihak yang hadir atau diundang untuk menyaksikan berlangsungnya sesi debat.

4. Sesi Debat

Sesi debat berlangsung sebagai berikut:

a. Pendahuluan

Moderator/pemandu membuka acara, memperkenalkan topik debat (proposisi/resolusi), memperkenalkan peserta debat, menyampaikan tatacara debat dan selanjutanya membuka babak pertama debat.

b. Babak Debat

Terdapat beberapa model debat yang dapat dilakukan menurut babak dan pesertanya. Ada debat dengan 3 babak dan adapula debat dengan 4 babak. Ada debat dengan 3 peserta dan adapula debat dengan 4 peserta atau bahkan hanya 2 peserta dalam tiap tim. Berikut ini dijelaskan mengenai debat dengan 3 babak yang diikuti oleh 3 peserta untuk tiap-tiap tim.

BABAK I

1. Pembicara "pro" pertama menyampaikan pendiriannya (proposal).

2. Pembicara "kontra" pertama menyanggah pendirian "pro" dan sekaligus menyampaikan pendiriannya sendiri.

BABAK II

1. Pembicara "pro" kedua menyampaikan argumentasi lain yang belum disebutkan oleh pembicara “pro” pertama, dan menanggapi sanggahan pembicara "kontra" pertama.

2. Pembicara "kontra" kedua menanggapi atas tanggapan pembicara "pro" kedua.

BABAK III

1. Penyimpulan dari pihak "kontra" (pembicara ketiga)

2. Penyimpulan dari pihak "pro" (pembicara ketiga)

c. Pengumuman pemenang debat

Juri membacakan nilai peserta debat dan mengumumkan pemenangnya

d. Penutupan

Moderator menutup sesi debat.

E. Etika berdebat

1. Menunjukkan pengertian terhadap pendirian lawan.

2. Menjunjung tinggi hak lawan untuk mempertahankan pendiriannya.

3. Menujukan serangan terhadap argumentasi lawan, bukan kepada orangnya.

4. Mentaati peraturan yang telah ditentukan.

F. Menyanggah Pendapat Lawan:

Di samping ketrampilan membangun pandangan sendiri dengan argumentasi yang kokoh, dalam debat, diperlukan kemampuan untuk melihat kelemahan pendirian pihak lawan untuk disanggah dan dilemahkan. Menyanggah yang baik adalah dengan cara memasukkan sanggahan-sanggahan tersebut ke dalam keseluruhan pembicaraan dengan mengajukan penciriannya sendiri yang konstruktif yang diajukan sebagai jawaban terhadap pendirian lawan.

Beberapa titik perhatian untuk menyanggah:

1. Relevansi

Menunjukkan bahwa apa yang disampaikan lawan debat tidak ada hubungannya dengan topik debat atau menunjukkan bahwa pandangan lawan tidak penting.

2. Fakta dan bukti

a. Menunjukkan bahwa pendapat lawan tidak didukung oleh fakta dan bukti.

b. Membuktikan bahwa fakta dan bukti yang dikemukakan lawan tidak valid.

c. Menunjukkan bahwa dirinya mempunyai fakta dan bukti yang lebih banyak dan lebih kuat.

3. Logika (sistematika, alur, dan metode berpikir)

a. Membuktikan bahwa logika lawan tidak dapat diterima.

b. Membuktikan kesimpulan yang berbeda dengan menggunakan logika yang sama.

G. Penutup

Demikianlah pemaparan ringkas mengenai tatacara mengadakan debat. Semoga bermanfaat bagi upaya menumbuhkan tradisi berdebat yang baik dan benar untuk membangun tradisi keilmuan yang unggul di lingkungan ISID, amin.

Kampus Baru ISID, 7 Nopember 2006

Referensi:

- Harold P. Zelko, Teknik Diskusi dan Rapat Modern. Penerbit Gujung Jati,

Jakarta, 1984.

Mahasiswa adalah salah satu elemen penting dalam dunia akademik. Ia merupakan sosok yang menekuni kerja-kerja akademik di jenjang perguruan tinggi. Kerja-kerja akademik di perguruan tinggi yang dilakukan oleh mahasiswa terangkum dalam Tri dharma perguruan tinggi berupa kerja meneliti, belajar, dan mengabdi kepada masyarakat

Diskusi merupakan suatu proses kreatif untuk bertukar pikiran antara seseorang atau kelompok dengan orang atau kelompok lain. Dalam diskusi seseorang dapat mengemukakan pandangannya dan juga mendengarkan serta mencermati pandangan pihak lain. Karena itu, di samping ketrampilan untuk menyampaikan pendapat, dalam diskusi, seseorang juga harus memiliki ketrampilan mendengarkan, memahami, dan menyimpulkan pendapat pihak. Pandangan yang dikemukakan seseorang dalam suatu diskusi merupakan buah dari pemikirannya yang dikemas dengan cara tertentu dan disampaikan dalam forum diskusi.

Tukar pikiran semacam ini akan sangat bermanfaat bagi seseorang untuk

Dalam dunia akademik, diskusi bukan hanya penting, tetapi juga sangat menentukan, karena ia merupakan denyut nadi dan ruh dari kerja-kerja akademik. Tanpa diskusi, dunia akademik akan lumpuh dan bahkan dapat dipastikan akan mati. Semua kegiatan akademik apapun, baik informal maupun formal, individu maupun kelompok, terstruktur maupun bebas, baik itu dalam bentuk membaca, mengamati, meneliti, menulis, belajar, mengajar, menyampaikan pendapat, maupun kegiatan akademik lainnya pasti melibatkan aktivitas diskusi.

BLANKO PENILAIAN DEBAT OTAK

Jurusan

Disiplin waktu

Penguasaan masalah

Retorika

Argumentasi

Daya nalar

Jumlah

Tarbiyah

Ushuliddin

Syari’ah

NB : 100 - 90 = Baik Sekali

80 - 70 = Baik

60 - 50 = Cukup

40 - 10 = Rendah



[1] Tahapan-tahapan dalam diskusi yang akhirnya dapat mengantarkan kepada suatu sesi debat dapat diurutkan sebagai berikut:

a. Introduksi masalah

b. Analisis masalah (bahan-bahan)

c. Mengajukan usul-usul (obyektif)

d. Menilai usul-usul (debat)

e. Penyimpulan keputusan: konsensus.

[2] Jenis-jenis diskusi lainnya antara lain:

a. Ceramah: penyampaian gagasan dalam bentuk pidato. Ia merupakan salah satu jenis diskusi jika setelah ceramah terdapat kesempatan untuk tanya jawab.

b. Diskusi Panel: pertukaran pikiran yang dilakukan oleh sejumlah kecil ahli (disebut panel) yang membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum di hadapan khalayak, pendengar (siaran radio) atau penonton (siaran TV), khalayak diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan pendapat.

c. Brain storming: penyampaian pikiran dan penyimpulannya dalam waktu singkat oleh sejumlah kecil peserta untuk inventarisasi ide.

d. Seminar: temu ilmiah untuk membahas suatu masalah tertentu di bawah pimpinan ahli/pakar.

e. Simposium: pertemuan bersifat umum/terbuka untuk tukar pikiran oleh sejumlah ahli yang mengemukakan pidato singkat di mimbar tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama.

f. Sarasehan: pertemuan yang diadakan untuk mendengarkan pendapat atau prasaran para ahli mengenai suatu masalah dalam bidang tertentu.

g. Workshop: temu ilmiah yang diikuti oleh kalangan ahli dan praktisi dalam bidang yang sejenis untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya.

h. Buzz group: sistem diskusi yang membagi kelompok besar ke dalam beberapa kelompok kecil untu mendiskusikan masalah yang baru saja disampaikan dalam kelompok besar. Sistem dimaksudkan untuk memungkinkan setiap hadirin ikut serta mendiskusikan materi ceramah.

i. Konferensi/muktamar: rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.

j. Bedah buku: temu ilmiah untuk membahas dan menimbang sebuah buku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar